Tak terhitung jumlahnya saya melewati tempat peribadatan satu ini. Tempat peribadatan agama Hindu ini sangatlah terkenal dan menjadi salah satu objek wisata Fiji Tourism. Tetapi entah mengapa pada awalnya saya kurang tertarik untuk mengunjunginya. Kunjungan saya ke kuil Hindu ini terjadi secara tidak sengaja karena hanya ingin menemani teman Kompasianer Mays yang sudah kebelet sekali untuk datang demi tujuan eksplorasi gambar dan tulisan tentang kuil tersebut yang nantinya akan dikirimkan ke beberapa media wisata di dunia maya.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin menunjukkan adanya sebuah kuil sederhana (menurut saya) yang dapat dijadikan tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan asing. Hari itu tanggal 13 Januari 2014 adalah hari libur nasional Fiji yaitu Prophet Mohammed’s Birthday. Bagi Kompasioner Mays, inilah saat yang tepat untuk mengunjungi kuil Hindu di kota Nadi. Namanya Sri Siva Subramaniya Swami Devasthanam Temple. Panjang sekali namanya. Jam menunjukkan pukul 15.30 sore, cuaca di sekitaran kuil Hindu tersebut panas sekali. Buru-buru saya berteduh di sebuah kantin yang letaknya tepat di depan pintu gerbang.
” Where do you come from ? “ Itulah pertanyaan sambutan dari seorang Fiji yang ternyata salah satu petugas jaga di kuil tersebut. Setelah saya menjawab bahwa saya berasal dari Indonesia. Langsung saja petugas tersebut menunjuk ke seorang pria keturunan India yang sepertinya pengurus kuil yang bertugas memberikan informasi dan juga penjaga tiket masuk kuil.
Begitu saya mendekatinya, pria keturunan India tersebut langsung menerangkan bahwa untuk memasuki kuil bagi turis asing dikenai biaya 5 FJD/orang. Boleh ambil foto tetapi hanya di luar bangunan kuil. Harap melepaskan alas kaki baik sepatu atau sandal. Tidak diperkenankan menggunakan celana pendek di lingkungan kuil, kecuali mengenakan kain seperti sarung menutup celana pendek. Untuk wanita yang berpakaian terbuka diwajibkan menutup dengan kain khas India penutup atasan tubuh. Selama di dalam lingkungan kuil, turis asing disediakan seorang tour guide dari pengurus kuil juga sehingga dapat memberikan informasi tentang kuil, tata cara, sejarah dan lain-lain.
Karena tujuan awal saya hanya ambil gambar kuil maka saya tidak menggunakan tour guide. Berbeda dengan Kompasianer Mays yang sesekali mencari dan mendekati seorang yang dianggap sebagai tour guide untuk menjelaskan seluk beluk kuil tersebut.
Tanpa banyak basa basi, langsung saja saya bergerak mengelilingi kuil sambil sesekali memperhatikan beberapa umat Hindu Fiji yang sedang melakukan ritual di kuil. Oh ya, karena cuaca panas sekali dan berjalan di kuil tanpa alas kaki, cukup merepotkan juga saya berjalan. Anehnya, walaupun panas dan kaki terasa melepuh, migrain yang saya alami dari pagi hari langsung hilang dan terasa sekali badan ringan dan segar. Apakah ini termasuk terapi saraf kaki? Saya kurang tahu tetapi yang dirasakan kepala jadi ringan. Terbalaskan dech penderitaan hunting saat terik matahari dan silahkan menyimak.
wuih keren jalan2 nya ampe ke Fiji
yah semoga saya bisa kesampaian kesana
kalo tiket indonesia – fiji berapaan ya 😀
Jika berkenan bisa kunjungi WP petualangan saya di http://deffautama.wordpress.com/
trip ke Fiji dari Indonesia ada 3 transit:
1. Indonesia – Hongkong – Fiji harga tiketnya sekitar 2200 FJD – 2600 FJD pp (normal season, 1 FJD = 6100-6300 IDR)
2. Indonesia – Seoul – Fiji, harga tiketnya 2600-3000 FJD pp
3. Indonesia – Sydney – Fiji sekitar 3000-3600 FJD pp
visa yang berlaku visa on arrival. Terima kasih.