Pahlawan Nasional: Sarwo Edhie Wibowo Atau ABK/TKI ?

1384589322798705695

Saat berbahagia ketika kami berhasil memulangkan ABK asal Indonesia yang diperlakukan semena-mena dan ditelantarkan oleh Kapten/Pemilik Kapal asal Australia (dok.cech)

Ramainya wacana Pahlawan Nasional untuk Bapak Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD 1964-1967) langsung pikiran saya terbayang dengan analogi sebagai berikut:


Beberapa kali saya membantu pemulangan jenazah Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang meninggal baik di Fiji maupun perairan internasional seputaran Pasifik Selatan.

Susahkah? Lamakah prosesnya ? Kalau ditanya susah ya susah banget karena prosedur yang dilalui banyak sekali. Mulai dari melakukan Otopsi Mayat (Post Mortem), pembuatan Sertifikat Kematian dari Rumah Sakit CWM Fiji, Interogasi Pihak Kepolisian Fiji kepada teman ABK satu kapal, sampai Prosedur Standar Peti Mati (sterilisasi, fumigasi sampai urusan biosecurity negara2 yang dilewati jenazah). Kalau diperhatikan cukup ribet dan membutuhkan waktu yang lama. Ini belum termasuk tarik ulur antara permintaan keluarga ABK yang menginginkan mayatnya dipulangkan ke tanah air dengan pihak agen tenaga kerja dan kapal, pemilik kapal dan asuransi yang menginginkan dikubur di Fii saja karena faktor biaya pengirimannya sangat mahal dari Fiji ke Indonesia. Belum lagi harus mendapatkan ijin dari Protokol Bandara yang dilalui oleh jenazah.

Yang terjadi adalah orangnya meninggal sekarang, maka jenazahnya baru dapat dimakamkan 2 bulan kemudian dan paling cepat 3 minggu lamanya. Tetapi perlu diingat baik dipulangkan maupun tidak, kerja keras pihak Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dalam penanganan ABK yang meninggal dunia harus diapresiasi karena mereka bekerja 24 jam dalam penanganan kasus ABK ini.

Terus kaitannya dengan Pahlawan Nasional ? Pernah khan kita mendengar, melihat dan membaca berita tentang mantan pejabat RI baik baru diduga atau divonis korupsi dan meninggal di luar negeri. Pengurusan jenazahnya tidak serumit ABK Indonesia di luar negeri. Hari ini meninggal maka hari ini pula dapat dipulangkan ke Indonesia dan negara lewat pemerintah RI mengurus dan menjemputnya di Bandara dengan upacara pula. Menariknya pejabat yang meninggal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan kemudian diangkat sebagai Pahlawan Nasional hehehe

13845900671330367725

ABK Indonesia asal Indramayu yang sedang menunggu proses pemulangan karena masalah gaji yang belum dibayar oleh Agen ABK di Indonesia (dok. cech)

1384590182784723816

Beberapa ABK Indonesia yang berhasil dipulangkan ke Indonesia oleh KBRI Suva (dok. cech)

1384590361568101983

Kenangan yang takkan terlupakan pertemuan antara Almarhum Asep Sudirman (ABK asal Bandung) dengan Kakak Iparnya Alit Supriyatna (dok. cech)

Apa bedanya mantan pejabat dengan ABK atau TKI ? Jelas beda, ABK/TKI itu adalah pahlawan devisa karena mereka telah bekerja keras di negeri orang dan penghasilan mereka diberikan kepada keluarganya walaupun penghasilan mereka minim sekali bahkan dimainkan/dikorup/ditipu oleh agen mereka di Indonesia yang jelas-jelas sebangsa dan setanah air. Mereka bekerja bisa sampai 22 jam demi mengejar impian meraup US Dollar sebanyak-banyaknya. Sudah bekerja dalam jam kerja yang tidak manusiawi, masih sering dipukul pula oleh kapten dan asisten kapten kalau mereka dianggap kerjanya salah. Belum lagi ribut dengan ABK negara lain seperti Vietnam, Kamboja, Filipina dan Fiji.

Apakah pernah ada wacana mengangkat ABK/TKI untuk dijadikan Pahlawan Nasional karena kontribusi mereka bagi bangsa dan negara. Setidaknya mengangkat harkat dan martabat ABK/TKI. Pekerjaan yang dilakukan ABK/TKI adalah pekerjaan yang mulia. Mereka berjuang dan kerja keras di negeri orang demi diri, keluarga dan orang di sekitarnya. Dan mereka berjuang sendiri tanpa harus berdemo minta kenaikan UMP atau dikoordinasi oleh Serikat Pekerja.

Satu hal bahwa jelas mereka bukanlah keluarga dekat Presiden RI tetapi keluarga dekat BANGSA INDONESIA

” Salako Moce Vinaka Vakalevu, Bosso “

Leave a comment